Friday, February 1, 2013

Mencermati Film Cinta Tapi Beda, dan Akibat yang ditimbulkannya.

Menarik sebenarnya menyimak film satu ini, dan hasil dari akibat pemutarannya ( sebenarnya pas awal pemutaran film ini dan membaca sinopsisnya saya merasa aneh,,,apakah penulis dan semua yang terlibat dalam terciptanya film ini  tidak melakukan penelitian terlebih dahulu?"). saya melakukan sedikit penelitian terhadap film ini,  film ini diangkat dari cerita dalam salah sebuah blog, yang katanya berdasarkan "True Story" sinopsisnya antara lain :

Adapun Cahyo, diki­sahkan se­­bagai cowok ganteng asal Yogya, bekerja sebagai chef di Ja­karta. Ia anak pasangan Fa­dholi dan Munawaroh, keluar­ga muslim yang taat beribadah.

Sedangkan Diana, dikisahkan sebagai gadis asal Padang.Perempuan berparas sa­ngat Indonesia, mahasiswa ju­rusan seni tari. Ia tinggal ber­sama om dan tantenya di Ja­karta. Keluarga Diana pe­nga­nut Katolik taat. Cahyo dan Diana bertemu di pertunjukan tari kontemporer di Jakarta. Me­reka memutuskan ber­paca­ran walaupun berbeda ke­ya­kinan. Mereka bahkan serius me­lanjutkan hubungan hingga jenjang pernikahan.

Diana was-was ketika Cah­yo mengajaknya menemui orangtuanya. Ibu Cahyo bisa me­mahami cinta anaknya, tapi tidak Pak Fadholi. Sampai kapan pun Pak Fadholi tidak akan merestui Cahyo. Bila Cah­yo memaksa, Pak Fadholi me­milih memutus ikatan tali ke­luarga. Ternyata tidak mu­dah bagi Cahyo dan Diana men­ja­lani cinta beda keyakinan.

Ibu Diana juga keberatan dengan pilihan putrinya. Ka­kak-kakak Diana, termasuk om dan tantenya, telah me­ning­galkan keyakinan me­reka. Ibu Diana memaksa Diana me­ngi­kuti kehendaknya. Itu se­bab­nya, Diana akhirnya me­mi­lih kembali ke Padang dan m­e­nerima perjodohan dengan do­kter Oka, lelaki pilihan ibu­nya dan seiman. Ia coba tutup ha­tinya untuk Cahyo.

Dan akhirnya seperti sudah diduga, banyak sekali dari perkumpulan masyarakat yang menentang isi dari film ini, khususnya dari perkumpulan masyarakat minangkabau. Ada yang berprasangka bahwa pasti ada maksud lain dari pemutaran film ini. Dan sayang sekali kisah ini memang tidak masuk akal.:( 

Seharusnya film ini dan setiap orang yang terlibat dalam pembuatannya, bisa sedikit melakukan kajian khususnya untuk bagian masyarakat yang akan dicantumkan dalam film. Bagian masyarakat ini adalah masyarakat Minangkabau yang secara jelas dan turun temurun telah mengamalkan falsafah "Adat basandi syarak, dan Syarak basandi Kitabullah" yang artinya bahwa, masyarakat Minangkabau mempunyai adat yang bersendikan agama, dan agama itu bersendikan dari Alquran.

Bagaimana mungkin sutradara dan para pembuat film bisa tidak mengetahui hal ini?

Mengutip dari perkataan walikota Payakumbuah, yaitu Riza  Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku yang mengatakan :”Film Cinta Tapi Beda itu diduga kuat menyimpang dari falsafah hidup Minangkabau, me­mutarbalikkan fakta dan me­­mojokkan masyarakat Mi­nang­­kabau yang kental de­ngan Is­lam. Jika dibiarkan beredar atau diputar pada bioskop-bios­kop, akan membuat hati mas­yarakat Minang terluka. Ka­rena, cerita yang dibuat su­tra­daranya, tidak sesuai de­ngan budaya Minang,” kata Riza Falepi.

Sangat disayangkan sekali jika para pembuat film CTB ini bisa sangat tidak sensitif tentang isu-isu sensitif seperti itu.

Tapi yang mengejutkan adalah isu-isu yang berkembang setelahnya, Adalah seorang Sutomo Paguci dengan tenangnya menuding   "sikap penolakan masyarakat Minangkabau atas film Cinta Tapi Beda adalah karena etnik ini berada dalam cengkraman pola pikir wahabisme."

Saya  menjadi berpikir, apakah ini maksud pemutaran film tersebut?.Membuat resah suatu kelompok masyarakat setelah itu membuat isu yang menyudutkan sebuah kelompok masyarakat yang nantinya pasti akan sangat merugikan cuma satu pihak?.





0 komentar:

Post a Comment