Saturday, November 17, 2012

Inggris beri gelar SBY 'Sir', dan Indonesia beri Inggris gas seharga $12 miliar dolar

JAKARTA - Tidak jelasnya alasan Kerajaan Inggris memberikan gelar ksatria “Knight Grand Cross in the Order of the Bath” kepada Presiden SBY, akhirnya terkuak. Usai mendapat panggilan “Sir”, SBY memberikan pengelolaan proyek gas Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua kepada British Petroleum Plc.

Pengamat perminyakan nasional, Kurtubi, Minggu (04/11/2012) menegaskan kalau kompensasi itu jelas tidak benar, karena melalui penunjukkan langsung dan tidak melalui tender internasional. Karena saat ini, kilang LNG Tangguh sebanyak 60 persen dikuasai negara.

“Ini nggak benar caranya. Harus bersaing terbuka melalui tender internasional,” desak Kurtubi.

Menanggapi desak itu, Firmanza, staf khusus presiden bidang Ekonomi, menolak tudingan pemberian gelar kehormatan itu dengan kontrak kilang LNG Tangguh dengan pihak British Petroleum Plc.

“Pemberian gelar itu nggak ada hubungannya dengan kilang LNG Tangguh. Soal gas Tangguh itu antar menteri ya. Jadi nggak ada istilah barter,” tegas Firmanza.

Pemerintah Indonesia resmi menyampaikan persetujuan atas proposal pengembangan kilang LNG Tangguh, saat pertemuan bilateral Presiden SBY dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street, London, Kamis (01/11/2012) lalu.

CEO BP Group Bob Dudley, dan Presiden BP di Asia Pasifik William Lin hadir untuk menyaksikan kerjasama pengembangan kilang LNG Tangguh, yang diperkirakan menelan lebih dari US$ 12 miliar.

Sementara pengamat pertambangan, AP Batubara, tetap yakin ada hubungan antara pemberian gelar untuk SBY dan kontrak pengembangan kilang LNG Tangguh, di Papua.

“Inggris memberikan penghargaan pasti ada maunya. Minimal ingin sesuatu dari pemerintah Indonesia. Ingat, tidak ada yang gratis,” tegasnya.


Sumber : lensaindonesia

0 komentar:

Post a Comment